Pendahuluan
Phishing masih menjadi salah satu ancaman siber terbesar, tidak hanya di dunia kerja tetapi juga di lingkungan pendidikan. Menurut laporan Verizon Data Breach Investigations Report (DBIR, 2023), lebih dari 74% insiden pelanggaran data berawal dari serangan yang terkait manusia antara lain adalah serangan berupa social engineering atau phising. Di Indonesia sendiri dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terjadi serangan phising 34.622 kasus berdasarkan statistik dari PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia, 2022). Pada sektor pendidikan, sekolah menjadi target empuk karena ekosistem digitalnya luas: guru, siswa, hingga orang tua yang terhubung melalui sistem pembelajaran daring.
Untuk mengukur pemahaman digital warga sekolah, dilakukan sebuah drill test simulasi phishing di beberapa provinsi, yakni Banten, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tes ini melibatkan 752 responden, terdiri dari siswa dan guru.
Hasil Drill Test
Pengujian ini dilakukan dengan memberikan soal variasi serangan siber sebanyak 20- 25 soal dengan tingkat kesulitan dan teknik serangan yang seringkali dipakai dalam pola-pola serangan phising. Adapun responden yang mengikuti pengujian ini sebanyak 752 responden baik guru dan siswa. Berdasarkan jawaban yang masuk dari hasil uji coba, diperoleh tingkat akurasi jawaban benar bervariasi:

